GLOBALMEDAN.COM, MEDAN– Inflasi Sumatera Utara tahun 2021 secara umum diperkirakan masih dalam rentang sasaran nasional 3%±1% dengan potensi bias bawah.
“Kondisi tersebut masih sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian didukung percepatan program vaksinasi oleh pemerintah,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Soekowardojo dalam Bincang Bareng Media (BBM) digelar secara offline dan online di Medan, Selasa (14/12/2021).
Menurutnya peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh masih terbatasnya pemulihan ekonomi, serta rencana pembatasan kegiatan pada akhir tahun 2021.
Soekowardojo menjelaskan pemicu terjadinya inflasi adalah kenaikan harga CPO. Menurutnya hal itu mendorong peningkatan harga produk turunannya seperti minyak goreng. Kemudian pemberlakuan kebijakan pelonggaran LTV & DP Kendaraan
bermotor dan kebijakan pemerintah terkait insentif PPnBM. Kondisi ini diperkirakan mendorong konsumsi kendaraan bermotor.
Ia menyebut, optimisme yang membaik seiring dengan percepatan implementasi program vaksinasi juga mendorong inflasi. Begitu juga dengan kenaikan harga rokok kretek filter seiring dengan rencana pemerintah menaikan cukai rokok pada 2022 mendatang.
Demikian juga kenaikan tarif angkutan udara seiring aktivitas menyambut Nataru.
Kemudian faktor penahan inflasi adalah risiko penyebaran wabah Covid-19 varian Omicron berdampak pada terbatasnya aktivitas ekonomi masyarakat. Lalu kecenderungan masyarakat melakukan penundaan pembelian, karena restriksi aturan di masa pandemi dan faktor berjaga-jaga.
Ia menuturkan, masih terbatasnya aktivitas usaha hotel, restoran, dan kafe serta optimisme masyarakat untuk beraktivitas belum pulih sepenuhnya, menjadi penahan inflasi juga. (swisma)